Berita Terkini

Saatnya KPU Berpikir Global dan Bertindak Global 

Kupang, ntt.kpu.go.id Ketua Divisi Sumber Daya Manusia, Organisasi Pendidikan dan Pelatihan dan Penelitian dan Pengembangan KPU Arif Budiman menegaskan, sudah saatnya segenap jajaran KPU berpikir global dan bertindak global.  Karena apapun yang dilakukan saat ini di daerah terpencil dan sekecil apapun, dapat diketahui dengan mudah dan cepat di seluruh belahan dunia. 


“Jika dulu kita sering mendengar orang mengatakan, Think global act local,   atau  berpikir global dan bertindak lokal,  saatnya mengubah cara berpikir kita  menjadi Think global and act  global too,” kata Arif Budiman pada arahan penutupan Rakor Divisi Bidang  SDM Parhumas KPU Provinsi se-Indonesia, Minggu, 27/3.  Dihadapan peserta Arif menegaskan, perubahan paradigma ini perlu dilakukan untuk menyesuaian trend perubahan yang tidak bisa dihentikan,  di mana  batas negara sudah tidak jelas lagi. Kita misalnya berpikir bahwa penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan diselenggarakan  secara lokal, padahal trend global mengharuskan kita berubah  bertindak secara global. Apapun aktifitas kita, tidak bisa secara manual, karena trend digital global maka tindakan mengharuskan kita juga menyesuaikan.

 
Menurut mantan Ketua KPU ini,  sosialisasi Pemilu dan Pemilihan tentu sudah harus mempertimbangkan aspek ini, begitu pula tahapan lainnya yang harus menyesuaikan. “Maka seharusnya kita mulai berpikir global dan bertindak global juga,” pungkasnya.  Jika tidak, tambahnya kita akan ketinggalan meskipun sudah berpikir global namun masih bertindak lokal 
Stop Berpikir Demokrasi dari Yunani 


Sementara itu Viryan Asis  wakil Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat berpendapat selama ini terjadi kesalahan sosilisasi dari divisi sosialisasi yang menguraikan bahwa demokrasi berasal dari kata demos dan cratein, kekuasaan dari rakyat, berasal dari Yunani. Mungkin secara konsep sejarah ini benar, namun ternyata demokrasi telah tumbuh sejak sejarah peradaban Indonesia. 
Akibatnya bicara demokrasi seperti sebuah konsep dari luar dan jauh dari kehidupan masyarakat. Padahal nilai-nilai demokrasi seperti gotong royong, saling membantu, setia kawan, seling menghormati, menghargai satu dengan yang lain, telah tumbuh sejak nenek moyang kita. “Jadi stop sosialisasi bahwa demokrasi merupakan konsep dari luar sehingga terjadi semacam penolakan bahwa ini konsep barat. Tidak. Ini konsep yang sudah ada sejak lama dan tumbuh berkembang sejak nenek moyang kita. Jadi harusnya kita tetap pertahankan,” tegas Korwil NTT ini.


Rapat koordinasi Divisi Bidang  SDM Parmas Hupmas KPU Provinsi se-Indonesia  diselenggarakan di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, 25-28/3 membahas isu strategis bidang SDM dan Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih. (yok)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 407 kali