
KPU NTT Fasilitasi Diskusi Penyusunan Buku Pilkada Bersama KPU Kabupaten Manggarai Timur
Kupang, ntt.kpu.go.id — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Senin (25/8), memfasilitasi diskusi penyusunan buku Pilkada bersama KPU Kabupaten Manggarai Timur. Kegiatan yang berlangsung di Media Center KPU NTT ini digelar secara daring melalui Zoom Meeting dan diikuti oleh jajaran KPU Provinsi serta perwakilan KPU Kabupaten Manggarai Timur. Diskusi ini menjadi bagian dari upaya KPU NTT dalam mendukung penguatan literasi kepemiluan, khususnya melalui penulisan dan penyusunan karya ilmiah yang merekam praktik, dinamika, dan evaluasi pelaksanaan Pilkada di daerah. Dengan adanya karya tulis berbentuk buku, diharapkan pengalaman kepemiluan tidak hanya terdokumentasi dengan baik, tetapi juga dapat menjadi rujukan akademis sekaligus praktis bagi publik dan pemangku kepentingan. Dalam arahannya, Ketua KPU NTT, Jemris Fointuna, menekankan pentingnya menjaga aspek akademis dalam penulisan buku Pilkada. Ia menyampaikan agar penulisan tidak meninggalkan kaidah akademik, khususnya penggunaan catatan kaki dan referensi yang memadai. “Sebuah karya tulis akan memiliki bobot jika ditopang oleh referensi yang jelas. Karena itu, catatan kaki dan daftar pustaka jangan diabaikan. Hal ini penting agar setiap argumen dalam buku bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” ujar Jemris. Anggota KPU NTT, Lodowyk Fredrik, menambahkan bahwa selain memperhatikan aspek akademis, struktur penulisan juga harus dibuat dengan jelas dan sistematis. Menurutnya, struktur yang rapi akan memudahkan pembaca mengikuti alur tulisan dan memahami pesan yang ingin disampaikan. “Saya harap susunan bab, subbab, dan alur pembahasan disusun secara logis dan runut. Dengan demikian, pembaca bisa melihat keterkaitan antarbagian dan memahami substansi dengan lebih baik,” tegas Lodowyk. Sementara itu, Anggota KPU NTT, Baharudin Hamzah, menyoroti pentingnya mempertimbangkan segmen pembaca dalam penyusunan buku ini. Ia mengingatkan agar bahasa yang digunakan tidak terlalu kaku, tetapi populer dan mudah dipahami, meskipun tetap berada dalam kerangka akademis. “Kita harus pastikan siapa pembaca utama buku ini. Gunakan kalimat yang populer namun tetap akademis, agar pesan buku dapat menjangkau lebih luas dan tidak hanya terbatas pada kalangan akademisi,” jelas Baharudin. Diskusi berlangsung dinamis dengan adanya sesi tanya jawab dan masukan teknis dari jajaran KPU NTT maupun KPU Kabupaten Manggarai Timur. Para peserta sepakat bahwa penyusunan buku Pilkada tidak hanya menjadi dokumentasi kelembagaan, tetapi juga kontribusi nyata KPU dalam memperkaya literatur kepemiluan di Indonesia. Kehadiran KPU Provinsi NTT dalam kegiatan ini mencerminkan komitmen untuk terus mendampingi dan memperkuat kapasitas kelembagaan KPU Kabupaten/Kota. Dengan adanya pendampingan tersebut, diharapkan kualitas buku yang dihasilkan tidak hanya bermanfaat bagi kepentingan internal lembaga, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah bagi publik, akademisi, dan para pemerhati demokrasi. KPU NTT optimistis bahwa diskusi seperti ini dapat memperkuat tradisi kelembagaan dalam menulis, mendokumentasikan pengalaman, serta mengkaji dinamika kepemiluan secara lebih sistematis. Melalui karya tulis berbasis akademis sekaligus populer, lembaga penyelenggara pemilu dapat terus berkontribusi dalam memperkuat demokrasi dan meneguhkan akuntabilitas publik.